Bahan-bahan yang tidak dapat terurai atau non-biodegradable telah menjadi masalah besar dalam industri plastik dan lingkungan. Sampah plastik telah menyebabkan pencemaran air dan tanah yang signifikan, serta mempengaruhi kehidupan laut dan organisme air lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, biodegradable resin atau resin yang dapat terurai secara alami telah menjadi salah satu solusi yang paling menarik.

Biodegradable resin dibuat dengan menggunakan berbagai metode dan bahan baku yang berbeda, namun konsep dasarnya adalah menghasilkan polimer yang dapat terurai secara alami dan tidak meninggalkan sejumlah besar limbah yang tidak bisa terurai. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa metode umum yang digunakan dalam pembuatan biodegradable resin.

Salah satu metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan biodegradable resin adalah menggunakan bahan baku alami seperti pati. Prosedur umum untuk membuat biodegradable resin dari pati adalah melalui proses pengolahan yang melibatkan tiga tahap utama: ekstraksi, pemurnian, dan polimerisasi.

Pertama, pati diekstraksi dari tanaman yang mengandungnya. Pati dapat diekstraksi dari berbagai sumber tanaman, seperti jagung, kentang, atau singkong. Proses ekstraksi melibatkan penghancuran tanaman tersebut dan pengekstraksian pati dari selulosa dan lignin lainnya. Setelah itu, pati dihasilkan dalam bentuk serbuk.

Tahap pemurnian adalah tahap kritis dalam pembuatan biodegradable resin dari pati. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kontaminan dan fraksi non-polimerik, seperti protein dan lemak. Pemurnian dilakukan dengan melarutkan serbuk pati dalam air dan membuang fraksi non-polimerik berdasarkan berat jenis dan sifat-sifat aliran yang berbeda.

Setelah tahap pemurnian, serbuk pati polymeric dihasilkan. Selanjutnya, serbuk ini diolah menjadi resin dengan metode polimerisasi. Polimerisasi melibatkan reaksi kimia yang mengubah pati polimerik menjadi resin yang memiliki sifat fisik dan kimia yang diinginkan.

Selain menggunakan pati, bahan baku lain yang digunakan dalam pembuatan biodegradable resin adalah minyak sayur. Minyak sayur mengandung trigliserida, yang dapat diubah menjadi polimer dengan menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan biodegradable resin dari pati.

Proses polimerisasi untuk pembuatan biodegradable resin dari minyak sayur melibatkan reaksi transesterifikasi. Dalam reaksi ini, molekul trigliserida dipisahkan menjadi molekul asam lemak dan gliserol melalui pemanasan dengan alkohol. Asam lemak dan alkohol kemudian bereaksi bersama untuk membentuk polimer yang panjang.

Selain pati dan minyak sayur, bahan baku lain yang digunakan dalam pembuatan biodegradable resin termasuk polilactic acid (PLA), polihidroksibutirat (PHB), dan polikaprolaktone (PCL). Bahan baku ini adalah polimer alami yang dapat dicapai melalui proses fermentasi mikroorganisme seperti bakteri atau jamur.

Dalam proses fermentasi, mikroorganisme menggunakan bahan baku yang diberikan untuk menghasilkan polimer alami. Setelah polimer terbentuk, itu dapat diekstraksi dan diolah menjadi resin yang siap digunakan.

Semua metode di atas adalah contoh umum tentang bagaimana biodegradable resin dapat dibuat. Tentu saja, ada berbagai metode dan bahan baku lain yang dapat digunakan tergantung pada aplikasi dan sifat yang diinginkan dari resin.

Dalam beberapa tahun terakhir, biodegradable resin telah menjadi semakin populer karena kemampuannya untuk mengurangi dampak lingkungan plastik yang tidak terurai. Meskipun masih ada tantangan dalam hal kekuatan, harga, dan aplikasi, perkembangan dalam teknologi dan penelitian baru-baru ini menunjukkan potensi besar untuk penggunaan biodegradable resin di berbagai industri.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana biodegradable resin dibuat dan berbagai bahan baku yang digunakan, kita dapat terus mengembangkan dan menggunakan solusi berkelanjutan untuk mengatasi masalah sampah plastik dan perlindungan lingkungan.