news

2023-09-15

what happens to compostable bags in landfill

baydee Biodegradable plastic bags

Apa yang Terjadi pada Kantong Kompos di Tempat Pembuangan Akhir?

Dalam upaya untuk mengurangi penggunaan plastik konvensional yang sulit terurai, banyak orang beralih menggunakan kantong kompos yang dianggap lebih ramah lingkungan. Kantong kompos, juga dikenal sebagai kantong terurai, diklaim dapat terurai dengan sendirinya jika dibuang ke tempat pembuangan akhir. Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada kantong kompos di tempat pembuangan akhir?

Kantong kompos adalah jenis kantong yang terbuat dari bahan organik seperti pati jagung, ubi kayu, atau alga biru. Bahan-bahan ini dianggap lebih mudah terurai daripada plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi. Ketika kantong kompos terbuang, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi.

Pertama, jika kantong kompos terdekompisis oleh mikroorganisme dan jasad renik yang ada di dalam tanah, kantong ini akan terurai secara alami menjadi bahan organik yang berguna bagi lingkungan. Proses ini disebut dengan komposisi. Selama komposisi, kantong kompos akan diuraikan menjadi air, karbon dioksida, dan humus yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Dalam kondisi lingkungan yang tepat, kantong kompos dapat terurai dalam waktu sekitar 3 hingga 6 bulan.

Namun, kedua, jika kantong kompos terbuang di tempat pembuangan akhir yang tidak memungkinkan komposisi, proses pelapukan akan terhambat. Di tempat pembuangan akhir, sampah sering kali dikompres dan ditimbun di area yang teregulasi untuk mengurangi dampak di lingkungan sekitarnya. Kontak dengan udara dan cahaya matahari menjadi terbatas, sehingga kondisi yang ideal untuk komposisi tidak terpenuhi. Jika kantong kompos tidak terurai, maka dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Sayangnya, banyak tempat pembuangan akhir tidak dirancang khusus untuk mempercepat pelapukan kantong kompos. Kantong kompos yang memasuki fasilitas seperti ini berisiko terjebak dalam lapisan sampah dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terurai. Bahkan, ada kemungkinan bahwa kantong tersebut tidak akan terurai sama sekali.

Selain itu, ternyata kantong kompos yang terbuat dari beberapa bahan seperti pati jagung tidak sepenuhnya terurai dalam kondisi anaerobik yang umum di tempat pembuangan akhir. Proses anaerobik terjadi ketika sampah terkompresi sangat rapat sehingga oksigen tidak dapat masuk. Tanpa oksigen, kantong kompos tersebut tidak dapat diuraikan dengan cepat dan akhirnya berakhir sebagai bagian dari lapisan sampah yang tidak terurai.

Bahkan jika kantong kompos terurai dengan lengkap di tempat pembuangan akhir, konsekuensinya bisa dipertanyakan. Ketika terurai, kantong kompos melepaskan metana, gas rumah kaca yang sangat berpotensi dalam menyebabkan pemanasan global. Metana yang dilepaskan oleh kantong kompos yang terurai dapat menyumbang terhadap emisi gas rumah kaca secara keseluruhan di tempat pembuangan akhir.

Dalam rangka mengoptimalkan potensi kantong kompos, diperlukan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan fasilitas kompos yang ada di tempat pembuangan akhir. Fasilitas ini harus dirancang untuk mempercepat pelapukan kantong kompos dan mengurangi emisi metana. Selain itu, pendidikan dan kesadaran umum juga penting agar masyarakat dapat memahami bagaimana menggunakan dan membuang kantong kompos dengan benar.

Dalam kesimpulan, kantong kompos memiliki potensi untuk terurai secara alami dan ramah lingkungan jika dibuang ke tempat pembuangan akhir yang tepat. Namun, jika kantong tersebut tidak memasuki lingkungan yang mendukung komposisi, maka mereka berisiko menjadi bagian dari lapisan sampah yang tidak terurai. Oleh karena itu, langkah-langkah perbaikan untuk memastikan kantong kompos terurai dengan benar dan meminimalkan dampak negatifnya di lingkungan perlu terus ditingkatkan.

message

Take a minute to fill in your message!

Please enter your comments *