Apakah Kantong Plastik yang Dapat Didegradasi Benar-benar Dapat Didegradasi?

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat konsumsi plastik yang tinggi. Hal ini menjadi masalah serius karena plastik tidak dapat terurai dengan cepat dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Untuk mengatasi hal ini, industri pengolahan plastik menghadirkan kantong plastik yang dapat didegradasi.

Kantong plastik yang dapat didegradasi dibuat dengan bahan tambahan yang mempercepat proses degradasinya. Bahan tambahan ini biasanya terdiri dari bahan alami seperti pati jagung atau bahan sintetis yang dapat membantu memecah kantong plastik menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

Namun, pertanyaannya adalah apakah kantong plastik yang dapat didegradasi benar-benar dapat didegradasi? Beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun kantong plastik tersebut dapat terurai lebih cepat dibandingkan dengan kantong plastik konvensional, tetapi proses degradasinya masih membutuhkan waktu yang lama.

Salah satu alasan mengapa kantong plastik yang dapat didegradasi tidak sepenuhnya dapat didegradasi adalah karena kekurangan mikroorganisme yang memecah bahan tambahan yang ada di dalam kantong plastik. Proses degradasi plastik dipercepat oleh mikroorganisme yang ada di dalam lingkungan, seperti bakteri dan jamur. Namun, jika tidak ada mikroorganisme yang mampu memecah bahan tambahan tersebut, maka proses degradasi akan terhambat.

Secara umum, kantong plastik yang dapat didegradasi hanya dapat terurai dalam kondisi alami yang hangat dan lembab, seperti di tempat pembuangan sampah yang terbuka. Namun, ketika kantong plastik ini dibuang ke tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai, seperti di tengah lahan kosong atau sungai, proses degradasi akan menjadi sangat lambat atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

Selain itu, terdapat pula masalah dalam proses daur ulang kantong plastik yang dapat didegradasi. Meskipun beberapa produsen mengklaim bahwa kantong plastik ini dapat didaur ulang, namun dalam praktiknya, proses daur ulang menjadi sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh bahan tambahan yang ada di dalam kantong plastik yang sulit dipisahkan, sehingga sulit untuk menghasilkan bahan daur ulang yang berkualitas tinggi.

Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan dalam standar kantong plastik yang dapat didegradasi di setiap negara. Beberapa negara menerapkan standar yang ketat, sehingga kantong plastik yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat dikategorikan sebagai kantong plastik yang dapat didegradasi. Namun, di negara lain, standar yang diberlakukan mungkin lebih longgar atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini menyebabkan banyak kantong plastik yang dijual dengan label "dapat didegradasi" padahal tidak memenuhi standar yang seharusnya.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah, produsen, dan konsumen untuk bekerja sama. Pemerintah dapat menerapkan standar yang jelas untuk kantong plastik yang dapat didegradasi, serta mengawasi implementasi standar tersebut. Produsen harus berkomitmen untuk menggunakan bahan tambahan yang dapat didegradasi dengan baik, dan menyediakan alternatif yang ramah lingkungan seperti kantong kain atau kantong berbahan dasar organik. Sedangkan konsumen harus lebih bijaksana dalam penggunaan dan pembuangan sampah plastik, dengan lebih aktif dalam memilah dan mendaur ulang sampah yang dihasilkan.

Pada akhirnya, penting bagi kita untuk menyadari bahwa kantong plastik yang dapat didegradasi bukanlah solusi yang sempurna untuk masalah limbah plastik. Meskipun mereka dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dampak lingkungan, tetapi masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengurangi penggunaan dan ketergantungan pada plastik secara keseluruhan.