news

2023-09-05

Is resin bad for environment?

baydee Biodegradable plastic bags

Resin atau sering disebut juga sebagai zat perekat sintetis merupakan bahan yang sering digunakan dalam berbagai industri seperti konstruksi, elektronik, otomotif, dan juga dalam pembuatan produk-produk rumahan seperti perhiasan, mainan, dan dekorasi. Namun, popularitas resin ini juga membuat banyak orang bertanya-tanya mengenai dampaknya terhadap lingkungan. Apakah resin ini buruk bagi lingkungan?

Resin sebenarnya terdiri dari campuran bahan kimia sintetis, biasanya berdasarkan polimer atau poliuretan. Banyak dari zat-zat perekat yang digunakan dalam resin adalah bahan-bahan berbasis minyak bumi. Minyak bumi adalah sumber daya alam tak terbarukan yang proses penggunaannya berkontribusi terhadap polusi dan emisi karbon dioksida. Jadi, secara tidak langsung, pemakaian resin berarti memperluas ketergantungan kita terhadap minyak bumi dan memperparah masalah perubahan iklim.

Selain itu, dalam proses pembuatan resin, juga dibutuhkan bahan kimia berbahaya seperti formaldehida dan aseton. Bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi kulit, mata, dan pernapasan bagi pekerja di pabrik pengolahan resin. Selain itu, ketika resin ini dibakar atau terkena panas, mereka dapat menghasilkan gas-gas beracun seperti aseton, benzena, dan bahkan gas beracun lainnya yang dapat mencemari udara. Jadi, penggunaan resin dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan para pekerja dan juga masyarakat secara umum.

Namun, yang menjadi perdebatan adalah apakah resin yang sudah dipadatkan atau diawetkan akan mengeluarkan bahan kimia berbahaya ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika resin sudah kering atau diawetkan, mereka tidak mengeluarkan bahan kimia yang sama berbahayanya seperti saat mereka dalam bentuk cair. Namun, penelitian tentang hal ini masih terus berlangsung dan ada perdebatan di kalangan ilmuwan mengenai pengaruh resin terhadap kesehatan.

Selain itu, masalah lain yang ditimbulkan oleh penggunaan resin adalah sampah. Resin, terutama yang digunakan dalam produk-produk rumahan seperti perhiasan dan dekorasi, umumnya tidak dapat didaur ulang. Mereka lebih cenderung berakhir sebagai sampah di tempat pembuangan akhir atau di lautan. Jumlah sampah plastik di lautan terus meningkat dan dapat menyebabkan dampak serius terhadap kehidupan laut.

Selain dari segi sampah yang dihasilkan, proses pembuatan resin juga merupakan proses yang relatif energi dan air intensif. Kompleksitas dan panjangnya rantai produksi menghasilkan emisi besar baik dalam bentuk energi yang digunakan dalam proses produksi atau dalam penggunaan air yang dibutuhkan. Penggunaan energi dan air yang berlebihan ini juga dapat berdampak negatif bagi lingkungan, terutama jika sumber energi yang digunakan adalah bahan bakar fosil.

Namun, tidak semua jenis resin memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa perusahaan telah menciptakan resin yang terbuat dari bahan-bahan terbarukan seperti jagung dan gandum. Resin berbasis tumbuhan ini dapat diurai secara alami dan tidak meninggalkan dampak yang sama seperti resin berbasis minyak bumi. Selain itu, inovasi dalam proses produksi juga dapat membantu mengurangi dampak negatif resin terhadap lingkungan.

Dalam kesimpulannya, resin memiliki dampak buruk terhadap lingkungan jika digunakan secara berlebihan dan tidak dikelola dengan baik. Bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pembuatan resin dapat mencemari udara dan air, serta memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia. Selain itu, ketidakterbatasan dalam daur ulang resin juga menyebabkan peningkatan jumlah sampah plastik di lautan. Namun, dengan pengembangan resin berbasis tumbuhan dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan, kita dapat mengurangi dampak negatif penggunaan resin terhadap lingkungan.

message

Take a minute to fill in your message!

Please enter your comments *